Jumat, 24 September 2010

Tralala Tralili PNS Memakai Sandal Jepit

Di Kantor Walikota Tasikmalaya, Bertebaran Pegawai Bersandal Jepit!
Tasikmalaya-Bombastis atribut sandal jepit kini telah mewabah serta gentayangann di kenakan di saat jam bekerja oleh para pegawai di gedung mewah sekelas kantor Walikota Tasikmalaya.Sepatu yang sejatinya wajib untuk di gunakan sebagai atribut bekerja, kini lambat laun mulai di pinggirkan masuk ke tong sampah.Untuk berganti uniform dengan tralala-trilili memakai sandal jepit.Mungkin pikirnya dengan memakai sandal jepit itu, para pegawai bebas riang untuk bisa berekspresi, serta meringankan beban pekerjaan akan terasa rilek.Entah siapa yang menjadi pionirnya, yang jelas mereka dengan leluasa tanpa ada rasa gamang sedikitpun, berlomba hilir mudik ke luar masuk ruangan unjuk gigi ke hadapan public untuk mempertontonkan model sandal yang lagi trendy tersebut.Sebagai bentuk ajang promosi untuk mengajak pihak pegawai yang lain untuk turut serta memakainya.Sehingga kelak kantor walikota menjadi lautan sandal jepit.Dengan harapan bisa masuk rekor MURI.
Esensial dekadensi kedisiplinan para pamong praja dalam berkiprah tersebut, lambat laun kini jadi ajang soroton public.Betapa tidak, sikap yang di pertontonkannya itu banyak mengundang keprihatinan serta santapan cibiran.Tragisnya etika yang harusnya menjunjung tinggi nilai nalar ajar terusan budi kesantunan dalam berpenampilan juga sikap sebagai pelayan masyarakat.Justru banyak di pinggirkan oleh angkuhnya indisipliner tingkah polah sebagai penguasa.Dengan menunjukan sikap nyeleneh menabrak rambu-rambu ketentuan untuk bisa berpenampilan santun.
Fenomena tersebut hampir di setiap harinya, ada beberapa oknum Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Kantor Walikota Tasikmalaya (ironisnya di lakukan pada saat jam bekerja) malah asik melepas salah satu kelengkapan atribut untuk bekerja yakni sepatu, untuk berganti dengan sandal jepit berbagai merek local maupun epigon merek terkenal, yang turut andil partisipasi menghiasi ragam wajah buram tersebut.Padahal sudah jelas tertera di dada mereka sebagai PNS, tentang regulasi kelengkapan untuk bekerja itu di wajibkan semua pegawai untuk memakai sepatu.Tapi entah mengapa mereka seolah persetan dengan segala peraturan yang ada.Mereka lebih memilih enjoy memakai sandal jepit dari mulai gong masuk bekerja sampai lonceng bubar kantor.”Mereka itu di saat baru datang ke kantor semuanya lengkap penampilannya.Tapi setelah itu mereka langsung berganti dari sepatu dengan sandal jepit di waktu jam kerja.Baru setelah mau bubar kantor mereka memakai kembali sepatu tersebut!konyolnya ada yang khusus membawa sandal dari rumahnya, tapi ada juga yang sandalnya tersimpan rapih di kantornya.Saya heran sudah jelas kan, ini adalah kantor tempat orang untuk bekerja, bukan sebuah pasar tempat untuk jual beli toh?ini yang sudah terdeteksi itu baru di kantor walikota saja, bagaimana dengan institusi yang lainnya?”terang Drs Yan Obonk dan Ir Yadi Bell duo dedengkot LSM FARAT kepada Tadjuk pekan lalu.
Prilaku tersebut menurut Yan, tak pelak membuat public banyak yang prihatin.Takala melihat panorama pegawai tersebut beralaskan sandal jepit.Di kantor Walikota kini di sulap menjadi ajang parade sandal jepit.Peristiwa itu menjadi salah satu preseden buruk atas carut marutnya segala mentalitas sebagai seorang pamong praja.Dengan adanya pentas yang berbau aroma dagelan konyol itu, secara nyata mereka layak untuk di tegur, jangan sampai mereka di biarkan tumbuh subur.Hal itu merupakan specimen yang patut di jadikan sebuah cerminan untuk melakukan pembinaan secara internal.Karena eksesnya sekarang ini telah merendahkan sebuah institusi kantor Walikota di mata public.Seyogianya para petinggi-petinggi yang ada di institusi tersebut, justru jangan asoy geboy menutup mata, atas kasus tersebut.Tapi harus intensif memonitornya.”Kalau di gunakan sandal tersebut pada saat untuk sholat seh, itu hal yang sangat normatiflah.Tapi takala di pergunakan dari datang ke kantor sampai bubar kantor, itu baru sebuah indisipliner yang patut untuk di tindak!Segala aturan harus di tegakan, agar bisa membuat jera para pelaku tersebut,”terangnya diplomatis.(Ariska)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar