Jumat, 24 September 2010

Korban Langsung lapor Ke Polisi

Oknum BNI 46 Tasikmalaya, Disinyalir Cabuli Nasabahnya
Tasikmalaya-Pelajaran berharga bagi seluruh public yang berada di Tasikmalaya, agar lebih selektif untuk memilih sebuah bank yang saat ini bertebaran bak cendawan di musim hujan.Tentunya nasabah mengharapkan institusi bank itu selalu mengedepankan pelayanan yang profesional nan handal terhadap konsumennya.Dengan tingkat esensi rivalitas antar bank yang sangat kompetitif, sudah seyogianya nasabah di beri tempat kenyamanan.Jangan sampai para nasabah yang berada di tatar sukapura ini, mengalami seperti yang telah di dera oleh Eneng Kurniasih salah satu nasabah BNI 46 Tasikmalaya yang berada di jalur Hazet. Bank yang historisnya di dirikan oleh Margono (kakeknya Letjen Prabowo itu) disinyalir telah merugikan nasabahnya, karena gara-gara ulah salah satu oknum kolektor bank tersebut yang bernama Dani, yang di duga telah melakukan tindakan pelecehan seksual (pencabulan) terhadap Eneng (nasabahnya).Ironisnya ternyata di bank salah satu milik pemerintah itu masih menyimpan oknum yang bergentanyangan untuk memangsa nasabahnya dengan tindakan asusila.Entah memang di bank tersebut tidak di ajarkan untuk bersikap santun terhadap para nasabahnya?ataukah memang nilai moralitas karyawan sudah mengalami titik dekadensi, sehingga tumbuh untuk bersikap apatis dalam memberikan pelayanan bagi para nasabahnya? Peristiwa tersebut ternyata telah membuka mata, bahwa saat ini salah satu kebutuhan urgen di jagat ini, bukan melulu hanya mengejar isi perut belaka, melainkan lebih mementingkan kebutuhan yang berada tepat di bawah perutnya.Meski dengan cara tindakan nista dengan merampas harga diri orang lain (nasabahnya).

Semua tindakannya itu berawal ketika korban pelecehan seks yakni En mengatakan, bahwa saat awal mulanya itu dirinya mengaku meminjam uang sebesar 70 juta ke BNI 46 dengan kesanggupan mencicilnya uang sebesar Rp 1.800,000. per bulanannya, terbukti dirinya pun selalu tepat pada setiap bulan sekali membayar uang pinjaman tersebut ke bank BNI 46 yang sudah berjalan selama dua tahun.Berkaitan sekarang usahanya ada penurunan omset, hingga pembayarannya pun agak lambat.Konsekuensi pasca ada keterlambatan pembayarannya itu, maka pihak BNI 46 langsung menerjunkan langsung kolektornya.Salah satu kolektor yang datang itu adalah Dn. Lebih lanjut En menuturkan bahwa pelaku telah berkunjung sebanyak dua kali pada 8 April dan 20 April 2010 ke rumah Eneng di Kampung Geureumpay Kelurahan Singkup Kecematan Purbaratu Kota Tasikmalaya Pada awal kedatangan yang pertama (8 April) pelaku secara kebetulan di sambut oleh suami En yang bernama Uci Sanusi.Datang membawa misi untuk menagih cicilan uang itu pelaku langsung cas cis cus mengeluarkan jurus ampuhnya.Tapi sayangnya semua jurus yang di pamerkan pelaku sama sekali tidak membuahkan hasil.Sebab terbukti saat itu Uci sedang tidak ada uang untuk membayarnya.Sehingga akhirnya di sepakati secara bilateral, bahwa Uci berjanji akan membayarnya pada session ke dua (20 April).Setelah ada kesanggupan itu maka akhirnya pelaku pun pulang dengan tangan hampa. Kemudian En menjelaskan kembali, bahwa pada 20 April itu pelaku kembali datang tepat pukul 14.30 WIB sesuai dengan komitmen awal bersama.Kedatangannya di siang bolong itu secara kebetulan di rumahnya cuma ada dirinya sendiri,Karena sang suami sedang berada di pabrik tikar mendong tidak jauh dari rumahnya (sekitar 200 meter).Karena sudah ada komitmen dulu dengan pelaku, hingga akhirnya En mempersilahkan masuk kolektor itu ke teras rumahnya.Kemudian terjadilah komunikasi mereka berdua.Di mulai cas cis cus oleh pelaku, dengan gaya bak seorang diplomat ulung langsung, bertutur kata untuk menagih janji yang pernah di lontarkan pihak nasabahnya.Tanpa basa-basi En pun langsung membayarnya seketika.Saat En sudah membayar hutang itu dan akhirnya pelaku pun menerimanya.Ternyata setelah itu pelaku bukannya malah pulang, melainkan Ironisnya malah ngeres memperhatikan sekujur tubuh sexy En (hingga mungkin juga konak) dari ujung kaki sampai ujung rambut.Maka pasca en selesai menyerahkan angsurannya yang tertunggak itu, selanjutnya pelaku malah melontarkan jawaban ngawur.Entah ada bisikan setan dari mana, hingga tiba-tiba setelah menatap tubuh En, timbul lah pikiran ngeres, dengan berceloteh bak Don Juan keluar dari mulutnya berupa kata-kata berisi rayuan picisan untuk mengajak bercinta.Mungkin pikirnya sambil menyelam mencari mutiara, sebab setelah uang di dapat, terbersit juga pingin mencicipi hangatnya tubuh En, apalagi di rumah itu keadaannya senyap, serta mumpung suaminya juga tidak ada di rumahnya. ”Mulanya pelaku langsung menghampiri saya, dengan nafas ngos-ngosan penuh nafsu.Terus pelaku mula-mula menyebutkan bahwa saya itu cantik dan mirip dengan mantan kekasihnya dulu.Setelah nampak birahinya memuncak pelaku secara reflek langsung menghampiri saya dari belakang serta mencengkram tubuh, sambil tangannya memaksa menjamah sekujur tubuh, serta meremas (maaf) alat vital dan kedua buah dada.Selanjutnya pelaku berusaha menyodorkan monyong bibirnya untuk memaksa mencium leher dan bibir saya.Tapi saya terus berontak sambil menepis cengkraman kedua tangannya yang kuat melilit tubuh.Dalam keadaan itu saya menjerit menepis paksaan nafsu bejatnya itu.Hingga jeritan tersebut akhirnya terdengar oleh salah satu familinya.Coz family saya itu kaget serta langsung masuk ke teras rumah, sehingga saat itu familinya pun tambah kaget sebab melihat saya sedang dibekap dari belakang oleh pelaku.Melihat ada yang masuk seketika pula cennkraman pelaku pun mulai luluh,hingga melepaskan cengkramannya dengan muka memerah.Kemudian setelah itu pelaku terlihat redup nafsunya dengan langkah gontai (karena sudah ereksi tidak ejakulasi) langsung duduk sebentar sambil merapihkan pakaiannya.Setelah itu langsung ngeloyor pergi meninggalkan arena tersebut dengan rona yang muram durja.Dari hasil cengkraman kuatnya tangan pelaku itu, telah meninggalkan luka lebam di tubuh saya.”terangnya membeberkan peristiwa prilaku oknum bank tersebut kepada Tadjuk pekan lalu.
Setelah kejadian tersebut terang En, dirinya langsung mengadukan keluh kesahnya semua tindakan sang kolektor itu ke suaminya (Uci).Mendengar semua laporan prilaku pelaku terhadap sang istri itu, suaminya laksana mendengar suara halilintar di siang bolong.Karena tidak menyangka sama sekali tindak tanduk pelaku yang sudah di kenalinya itu.Mulanya suami nya tersebut mendengar peristiwa itu di sikapi dengan perasaan yang sangat emosional, karena wajar sebagai seorang suami siapa pun orangnya, tentunya tidak akan sudi bila istrinya di perlakukan nista seperti itu.Sadar bila dengan emosional tidak akan menyelesaikan masalah, maka akhirnya sang suaminya pun melaporkan segala tindak pencabulan (percobaan perkosaan) pelaku tersebut ke pihak Polsek Cibeureum pada 24 April 2010.Karena jelas-jelas tindakan itu sudah melanggar hukum yakni menodai pasal 285 Jo 53 atau 351 KUH Pidana.Kini terlampir surat pengaduan itu berupa laporan ke Polisi yang bernomer LP/IV/2010/JBR/WIL PRI/RESTATSM/SEKTA.”Saya melaporkan ke pihak berwajib itu sebagai pihak yang sangat di rugikan dan berupaya mencari keadilan, agar pelaku bisa mempertanggung jawabkan segala tindak tanduknya di depan hukum.Juga untuk membuat jera jangan sampai terulang kembali kasus tersebut ke pihak nasabah yang lainnya, sebab hal tersebut jelas-jelas telah menodai reputasi Bank BNI 46 di mata public ,”ungkap salah satu pemilik pabrik tikar mendong itu.
Sementara itu saat di temui Kepala Bagian Kredit Usaha Kecil (KUK) BNI 46 Ato Yudianto mengaku sangat kaget dengan adanya peristiwa yang menerpa anak buahnya itu.Atas kasus itu dirinya langsung memberi peringkatan lisan termasuk ke vendornya.Selanjutnya pihaknya tidak akan tinggal diam atas ulah pegawai kontrak itu (outsourching), justru akan menerjunkan tim pencari fakta sebab hal itu sudah menyangkut reputasi bank yang di dirikan oleh kakeknya Letjen Prabowo Subianto di mata public.BNI 46 tanggung jawab untuk membina terhadapnya dan BNI 46 juga wajib melindungi nasabahnya.”Kalau toh memang terbukti, maka pelaku tidak segan-segan akan di pecat langsung.Tapi saat ini peristiwa itu, katanya korban sudah melapor ke polisi, jadi BNI 46 akan menunggu dulu hasil dari pihak kepolisian.”paparnya.
Di lain tempat Dn yang di konfirmasi Tadjuk membantah telah melakukan percobaan perkosaan itu.Sebab dirinya berdalih tidak merasa sama sekali berbuat tidak senonoh terhadap istri orang, apalagi nasabahnya sendiri.”Semua yang terjadi itu adalah miskomunikasi saja, karena selama ini saya selalu berbuat kooperatif dengan semua nasabah, termasuk dengan En tersebut,”terangnya.(Ariska)
PT USI Di Duga Rugikan Pembangunan
DPRD & Setda Kab Tasikmalaya
Tasikmalaya-Dalam menjalankan sebuah roda berniaga, hal yang paling fundamental sering terlintas dalam benak kebanyakan orang bermuara pada nilai profit.Tak heran dengan berbagai cara pun sering di tempuhnya.Terkadang juga tak peduli hantam kiri kanan persetan guna untuk memetik tahta yang bertabur intan.Profit layaknya pisau bermata dua, di satu sisi bisa memotivasi kita untuk lebih kreatif juga efisien, tapi di sisi lain juga bisa menjebak para pelaku bisnis ke dalam jurang keserakahan penuh noda kelicikan.Prihal tersebut tak ubahnya sebagai salah satu dengan doctrine monkey bussines saja
Salah satu prilaku tersebut juga di sinyalir terjadi pada Perusahaan PT USI (unggul beton) yang berhome base di daerah jalan Gubernur Suaka (Cisumur) Kota Tasikmalaya.Perusahaan yang mengsuplai bahan coran untuk bahan beton ke berbagai proyek itu, di duga telah berbuat tidak fair dalam pengiriman bahan coran ke salah satu proyek untuk pembangunan gedung DPRD dan Setda di daerah Mangunreja Kabupaten Tasikmalaya.
Tersingkapnya tabir kecurangan itu, terlontar dari nyanyian sumbang salah satu sumber yang identitasnya di rahasiakan tersebut, mengemukakan kepada Tadjuk baru-baru ini.Sumber menandaskan bahwa telah terjadi kelicikian terselubung di PT USI dalam pengiriman beton ke PT Pembangunan Perumahan (PT PP) yang notabene sedang membangun gedung DPRD dan pengiriman beton ke PT Waskita Karya untuk Setda di daerah Mangunreja sebagai calon Ibukota Kabupaten Tasikmalaya kelak.Salah satu contoh bentuk kecurangan itu, terjadi begitu telanjang di depan mata yang penuh noda rekayasa, yakni saat pengiriman via armada truk yang berkapasitas 6 kubik yang langsung di pesan oleh PT PP.Sesuai dengan permintaan dari pihak PT PP sebesar 6 kubik, maka akhirnya PT USI memberangkatkan dengan titah dari sang komando sang manager ke pegawainya segera menuju ke lokasi si pemesan tersebut.
Dengan di perkuat legalitas membawa surat jalan tertera 6 kubik itu.Berangkatlah meluncur dengan armada truk itu.Tapi ternyata setelah sampai di lokasi untuk curah di lokasi, anehnya justru pesanan itu malah berkurang menjadi 4,8 kubik.Herannya juga PT PP sebagai pihak yang memesan pun nampak tidak complain dengan peristiwa itu, padahal seyogianya sebagai salah satu konsumen harusnya bertindak reaktif bila pesanan tidak sesuai dengan yang telah di sepakati tersebut, maka akhirnya timbulah suatu pertanyaan, apakah mereka itu tutup mata terhadap peristiwa itu?apakah memang ini semua sudah terjalin konspirasi? Semuanya ini tak ubahnya hanya produk pagelaran sinetron dagelan konyol saja,.”Kalau toh isinya benar 6 kubik, seharusnya dalam angkatan baket pun terjadi 7,5 angkatan donk, tapi ini anehnya malah cuma 6 angkatan saja,yang kisarannya menjadi 4,8 kubik?ini kan bukti valid secara logika saja, bahwa mereka telah melakukan kecurangan dengan mengerogoti keuntungan sebesar 1, 2 kubik agar bisa segera masuk ke kantong pribadinya sang manager plus kroninya berbagi cipratan sebongkah rupiah”geramnya.
Sumber sangat prihatin dengan segala tindak tanduk sang manager perusahaan tersebut, yang juga berkonspirasi dengan beberapa oknum rekanan lainnya, yang sibuk kasak kusuk mereguk keuntungan sepihak dari sekat kesempatan dalam kesempitan.Padahal tindakan itu sangat riskan bentuknya menyangkut reputasi perusahaanya, baik di mata public, maupun bagi para rekanan yang lainnya.Tentunya yang tak kalah parahnya di rugikan datangnya dari pihak (PT PP) yang notabene sedang membangun gedung DPRD.Juga tak tertutup kemungkinan kelicikan PT USI pun menerpa ke Waskita Karya yang sedang membangun gedung Setda Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya.
Coba saja kalkulasikan dari total pengiriman ke proyek pembangunan DPRD dan Setda tersebut sebanyak 11 ribu kubik di bagi 6 kubik berarti jumlahnya 1.833 per molen (truk) di kali 1,2 kubik hasilnya 2.200 kubik selanjutnya di kalikan Rp 800,000- sehingga hasil akhirnya menjadi Rp 1.760.000.000.”Dengan tafsiran kerugian mencapai miliaran tersebut, sumber mengharapkan agar pihak terkait segera untuk turun tangan untuk menanganinya, sebab hal itu sudah sangat jelas-jelas sangat merugikan berbagai pihak dalam rangka membangun gedung DPRD juga gedung Setda,”terangnya
Lebih lanjut sumber pun menyesalkan dengan tindakan tidak populis sang manager PT USI yang telah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara sepihak terhadap tiga karyawannya.Pemecatan itu pun dalihnya berbau tidak relevan sama sekali tanpa di dasari oleh alasan yang objektif.Lewat keputusan sepihak akhirnya ketiga orang karyawannya itu, yang notabene telah mengabdi bekerja selama empat tahun itu, langsung di keluarkan dari pekerjaannya dengan nilai pesangon sangat minim sebesar Rp 1 juta.Pihak management perusahaan itu juga, ternyata selama ini telah memperkerjakan para karyawannya tersebut jauh di bawah nilai gaji standar UMK, yang telah di tetapkan oleh pihak Pemerintah.”Pegawainya selama ini tak pelak hanya di jadikan sapi perahan semata,”kesalnya.
Sementara itu Manager PT USI yakni Syamsudin ketika di temui Tadjuk langsung berceloteh membantah dengan segala tudingan tersebut.Di Perusahaannya segala sesuatu untuk pengiriman ke berbagai tempat, termasuk PT PP juga PT Waskita, sudah berdasarkan pertimbangan di kalibrasi oleh badan metrologi, yang notabene sebagai alat ukur berat dan produksi berdasarkan timbangan.Jadi tidak mungkin kalau dari permintaan konsumen 6 kubik menjadi berkurang 4,8 kubik.Terkecuali bila kondisi fisik mobil mogok,sebab konsekuensinya beton akan beku.Atau kondisi medan jalan yang labil sehingga bisa mengakibatkan beton menjadi tumpah,coz akan bisa mengurangi isi dari pada betonnya tersebut.(Ariska)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar