Jumat, 24 September 2010

Pedagang Merambah Setda Pemkot Tasik,Di Saat Jam Kerja.

Kantor Walikota Tasikmalaya, Di Sulap Menjadi Sarang Pasar Kaget!
Tasikmalaya-Tak pelak banyak rona public yang mencibir, begitulah nampak ekspresi semua pihak, ketika melintasi ruang di gedung nan mewah sekelas Kantor Walikota Tasikmalaya di Bale Kota Tasikmalaya.Betapa tidak public pun bergelayut bertanya menatap pemandangan tak lazim itu, yakni mengapa eksistensi kantor tersebut, kini telah di sulap menjadi ajang transaksi pedagang sekelas kaki lima dengan leluasa menjajakan barang dagangannya, tepat di areal loby menunggu yang di peruntukan bagi para tamu.Apakah kini bale kota sudah beralih fungsi menjadi arena bagi para pedagang untuk berkiprah?Tak tangung-tanggung barang dagangannya tersebut, berupa pakaian dalam wanita dengan berbagai sisi ukuran mejeng berjejeran laksana sedang di jemur.Entah pakaian vital bagi kaum hawa itu di obral dengan harga cuci gudang atau tidak, tapi jelas nampak beragam di penuhi rona warna warni menarik dengan harga miring.Terlihat beragam style dari mulai gaya trend G spot sampai dengan gaya jadul di jajakan berceceran
Loby tempat menunggu para tamu dan meja yang ada, telah berubah fungsi, karena kini tempat itu sudah di penuhi bertebaran bra dan celana dalam wanita berbagai merek local maupun epigon merek terkenal, yang turut andil partisipasi menghiasi ragam wajah buram tempat kantornya Walikota tersebut.Dengan leluasa si pedagang tersebut berceloteh cas cis cus menawarkan segala produknya kepada para karyawati pamong praja tersebut.Mungkin pikirnya dengan mengelar daganganya di Pemkot, alhasil bisa meraup keuntungan berlipat (dari pada berjualan di tempat lain).Dengan segala jurus celoteh dagangnya itu, maka tak heran ada beberapa karyawan Pemkot (meski nampak malu-malu) akhirnya tertarik juga untuk melihat-lihat serta membelinya.Ironisnya peristiwa itu terjadi di saat jam kantor berjalan yang notabene dapat menganggu pekerjaan.Anehnya pihak Pemkot sendiri justru memberikan ijin dengan leluasa kepada si pedagang tersebut.Geli nya juga si pedagang itu mengelar produknya tepat di tempat meja sekuriti (Satpam).Pertanyaan public pun timbul, kenapa pihak satpam selama ini memperbolehkan para pedagang di biarkan bebas menjajakan produknya?apakah memang Pemkot di pandang potensial oleh petingginya di jadikan arena laksana pasar kaget?ataukah memang sengaja Pemkot menerapkan multi fungsi?Kini Pemkot pun tak ubahnya, bak tempat sebuah relokasi surga bagi pedagang kali lima, dengan sesuka hati mengelar barang dagangnya.
Potret buram itu secara kasat mata telah mengetuk keprihatinan berbagai kalangan, termasuk suara lantang yang mengkritisi dari LSM Forum Aliansi Rakyat Tasikmalaya (FARAT) yang di nahkodai oleh Drs Yan Obong dan Ir Yadi Bell yang membuka suara keprihatinan kepada Tadjuk pada pekan lalu.Menurut Yan peristiwa itu menjadi salah satu preseden buruk atas carut marutnya segala system yang ada di pemkot selama ini.Pengelolaan di bidang sekuriti dengan bagian umum yang notabene bertanggung jawab untuk urusan tersebut merupakan specimen yang patut di jadikan sebuah cerminan.Dengan adanya pentas yang berbau aroma dagelan konyol itu, secara nyata kinerja sekuriti juga bagian umum itu patut di benahi,Karena eksesnya sekarang ini telah merendahkan sebuah institusi kantor Walikota di mata public.Tapi tragisnya para petinggi-petinggi yang ada di Setda tersebut, justru asoy geboy malah menutup mata, karena terbukti peristiwa itu terjadi.
Syahdan atas adanya laporan dari peristiwa itu kepada telinga Sekretariat Daerah Kota (Sekdakot) Drs H Tio, maka saat itu juga mantan balon Bupati Majalengka itu langsung reflek memanggil pihak-pihak terkait atas kejadian tersebut.Setelah itu akhirnya pihak terkait yang bertanggung jawab atas rumah tangga bale kota tersebut langsung terjun menegur kepada si pedagang yang tengah asik melayani para konsumennya itu.Dengan gaya bla bla bla berbicaranya itu,meminta agar pedagang itu segera membereskan semua dagangannya dengan segera, dan setelah itu di persilahkan untuk berkemas dari bale kota.
”Sangat heran juga dengan penguasa di Setda itu?mengapa begitu longgarnya ijin untuk masuk secara hilir mudik bagi para pedagang pakaian daleman dan bisa sukses dengan bebas menjajakan dagangnya di tengah areal gedung Pemkot?apa tidak malu sebuah kantor Walikota di jadikan tempat jualan?apa nanti kata dunia?Sudah seyogianya sebuah kantor jangan di jadikan ajang untuk tempat jualan, bagi para pedagang yang dengan leluasa menawarkan produknya.Karena di kuatirkan ekses dari semua itu akan menganggu konsentrasi dalam bekerja.Juga yang sangat terpenting itu, kantor adalah bukan tempat ajang sarana pasar kaget bagi para pedagang dalam bentuk apa pun,”terangnya diplomatis.(Ariska)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar