Jumat, 24 September 2010

Karyawan Dinas Pariwisata Gerah Dengan Manuver Kadisnya.

Ada Apa Dengan Dinas Pariwisata Kota Tasikmalaya?

Tasikmalaya - Hiruk pikuk controversial aroma tak sedap di Dinas Pariwisata Kota Tasikmalaya lambat laun, kini mulai berhembus ke berbagai ruang sudut berbagai obrolan untuk di konsumsi public.Betapa tidak, tadinya semua tensi problematika internal yang mendera tersebut tak menjalar ke luar.Cuma bisa di konsumsi ocehan dongkol para karyawan belaka.Tapi seiring dengan sang waktu berjalan, akhirnya berbagai ragam rona bom waktu problematika yang melilit itu pun, eksplosif meledak ke permukaan eksternal menjadi santapan buah bibir.
Entah ada apa di dalam raga Dinas itu?benarkah sejak di pimpin oleh Kepala Dinas (Kadis yang sekarang) yang di nahkodai oleh H Lukman SH itu.Mulai tumbuh subur embrio problematika di tabur?sehingga banyak karyawannya yang gerah?akhirnya dengan berbagai akumulasi rasa kecewa yang ada, maka timbulah resistensi underground yang lahir dari kebijakannya yang di nilai tidak populis.Benarkah style Lukman membikin kisruh serta mengiring akan kepentingan sesaatnya?Syahdan lahir dari rasa kecewa itulah, akhirnya para karyawan itu akan melakukan mosi tidak percaya terhadap pimpinannya tersebut.Sungguh ironis bila tingkat kredibilitas seorang Kadis begitu rendah di mata karyawannya.Apakah memang jalan suksesi yang di nanti oleh bawahnya sebagai solusi?Padahal dulunya dinas tersebut adem ayem saja.Kok sekarang tiba-tiba saja membara timbul riak prahara yang begitu bergelora dari karyawan terhadap atasannya itu.Seribu pertanyaan pun muncul?Bagaimana bisa concern untuk bekerja sebagai pelayan public?kalau toh di internal dinas itu sendiri terjadi disharmonis antara satu dengan yang lainnya?
Menurut salah satu sumber yang enggan di buka identitasnya mengatakan kepada Tadjuk, bahwa segala manuver Lukman itu banyak menjadi gunjingan semua karyawannya.Salah satunya itu adalah di duga sering memaksa minta duit ke bidang-bidang untuk suatu keperluan yang tidak urgen (di pertanyakan).Terus pemborosan untuk keperluan dinas dengan kedok ke luar kota yang di duga untuk merekayasa SPJ (meminta 3 juta untuk ke Jakarta).Selanjutnya juga mantan Kepala Inspektorat itu disinyalir melakukan pembohongan saat kegiatan Porda di Bandung (dengan akal-akalan meminta uang dalam SPJ untuk 20 hari, akan tetapi realitanya cuma datang waktu pembukaan belaka).Terus yang mengelikan juga Kadis itu, di duga saat ada kegiatan gerak jalan santai di situ gede membawa satu buah TV 21 inchi (padahal bukan kewenangannya membawa seenak udelnya) karena itu sumbangan dari donator para pengusaha yang di peruntukan doorprize bagi peserta, bukan untuk di miliki langsung oleh kadis tersebut.
Kemudian juga Lukman di duga pernah tiga kali membawa seorang wanita (selingkuhanya?) pada waktu malam hari ke kantornya.Entah untuk keperluan apa, tiba-tiba saja datang malam-malam membawa wanita yang di klaim istrinya tersebut.Apakah memang untuk keperluan kantor?atau untuk keperluan lainnya?ataukah untuk mencari kesempatan dalam kesempitan dengan mengunakan kantor di jadikan taman asmara?Sehingga kantor pariwisata itu berfungsi ganda, di satu sisi kalau pagi hingga menjelang sore, masih bisa di pakai untuk kegiatan pelayan public.Tapi bila sudah senja menjelang rembulan tiba datang, berubahlah fungsinya menjadi bak penginap kelas teri tempat memadu kasih dan melepas rindu dua sejoli.”Dengan membawa wanita itu di duga juga Kadis tersebut menganti plat merah mobil dinasnya dari semula Z 15 H menjadi di plat hitamkan Z1439 HH,”terangnya seraya sumber juga menyebutkan bahwa atas semua peristiwa yang terjadi itu, syahdan Kadis tersebut sempat juga di panggil oleh Wakil Walikota Ir H Dede serta Sekdakot Drs H Tio Indra Setiadi.
Lebih jauh juga sumber menandaskan bahwa saat ini suasana di kantor sudah tidak kondusif lagi.Persis seperti api dalam sekam keadaannya.Karena aspiratif semua karyawan secara de facto menginginkan segera adanya suksesi.Perang dingin antara atasan dan bawahan sudah kentara sekali.Di kuatirkan bila tetap mempertahankan status quo dan tidak ada perubahan berarti,akan timbul resistensi lebih jauh."Di kuatirkan juga bila kondisi seperti semula,tidak concern untuk bekerja dan sebagai pelayan masyarakat akan terbengkai,"tambahnya.
Sementara itu di tempat terpisah Sekdakot Drs H Tio Indra Setiadi membenarkan bahwa pihaknya sudah memanggil yang bersangkutan atas segala peristiwa yang sudah terjadi.Tapi pihaknya masih belum bisa memberikan action berupa teguran, peringatan ataupun tindakan riil.Karena semuanya masih dalam bentuk proses untuk di tangani.
Saat Tadjuk akan minta konfirmasi kepada H Lukman SH MH ternyata yang bersangkutan, secara kebetulan pria yang sebelumnya menduduki jabatan staf ahli itu, sedang tidak ada di kantornya saat itu.(Ariska)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar